لَّهُ ۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ
Dialah sahaja yang menguasai dan memiliki langit dan bumi dan kepada Allah jualah dikembalikan segala urusan. (5)
Ayat kelima surah Al-Hadid ini menjelaskan tentang sifat-sifat Allah, jika hujung ayat keempat wallahu bima ta’maluna basyir, maka ayat kelimanya Lahu mulku samaawaati wal ardli (milik Allahlah kekuasaan dilangit seluruhnya dan juga dibumi) segalanya itu milik Allah. Oleh kerana itulah Allah disebut juga Malikulmulki (pemilik seluruh kekuasaaan), dalam doa kita pagi dan petang Katakanlah: " Wahai Allah yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki..” sekalipun orang mempertahankannya kalau Allah ingin mencabutnya dia tidak akan dapat berbuat apa-apa.
"Dan kepada Allahlah segala urusan itu dikembalikan"
Segalanya akan kembali kepada Allah termasuk kita, ketika Allah mengambil apa yang dimilikiNya itu yang kita tuntut sebagai miliki kita atau yang Allah pinjamkan kepada kita, maka diharuskan membaca kalimah isti’jal inalillahi wainnailahi raji’un di ayat ini dikatakan “dan kepada Allah segala hal itu dikembalikan” termasuk diri kita, makanya didalam surat Al Jumu’ah Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
Oleh itu kita harus sedar jika Allah menginginkan milikNya kembali, kita hendaklah dengan redha melepaskannya, “Katakanlah siapa yang mahu meminjamkannya kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan menggantikannya” sedangkan yang dipinjamkan itu adalah milik Allah, tapi kasih sayangnya Allah jika kita meminjamkan kepadaNya akan diganti dengan berlipat ganda tetapi namun begitu manusia tetap merasa berat kerana terkait dengan kehidupan duniawi dan kenikmatan. Hendaknya pendekatan kita adalah bagaimana untuk menikmati bukan bagaimana harus memilikinya.
5398
Oleh itu kita harus sedar jika Allah menginginkan milikNya kembali, kita hendaklah dengan redha melepaskannya, “Katakanlah siapa yang mahu meminjamkannya kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan menggantikannya” sedangkan yang dipinjamkan itu adalah milik Allah, tapi kasih sayangnya Allah jika kita meminjamkan kepadaNya akan diganti dengan berlipat ganda tetapi namun begitu manusia tetap merasa berat kerana terkait dengan kehidupan duniawi dan kenikmatan. Hendaknya pendekatan kita adalah bagaimana untuk menikmati bukan bagaimana harus memilikinya.
5398
Tiada ulasan:
Catat Ulasan